TERASLAMPUNG.COM, LAMPUNG BARAT — Untuk mitigasi interaksi negatif antara manusia dan gajah Sumatera, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) bersama Balai KSDA Bengkulu serta mitra (Repong Indonesia, YKWS, PILI, WCS dan YABI) memasang GPS Collar pada salah satu ekor gajah Kelompok Gajah Jambul (berjumlah 6 ekor), di daerah antara Gunung Gede dan Gunung Mas, Rabu 29 Maret 2023.
Gunung Gede dan Gunung Mas secara administratif berada di Pekon (Desa) Suka Marga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat.
GPS Collar ini merupakan yang GPS Collar kedua yang berhasil dipasang pada kelompok gajah liar yang ada di kawasan TNBBS oleh Tim BBTNBBS di Resort Suoh SPTN Wilayah III BPTN Wilayah II. Sebelumnya pemasangann GPS Collar juga dilakukan pada gajah Kelompok Bunga pada 24 Desember 2021. Pemasangan dilakukan di luar kawasan TNBBS, yaitu di Blok 9 Pekon (Desa) Sidorejo, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat.
Pemasangan GPS Collar yang dipimpin Tim BBTNBBS yaitu Kepala SPTN Wilayah III Krui BPTN Wilayah II Liwa, Maris Feriyadi, ini dimulai pada 28 Maret 2023. Sebelum memasang GPS Collar, tim menentukan target gajah betina dewasa yang akan dipasang GPS Collar pada Kelompok Gajah Jambul.
Kemudian dokter hewan yang tergabung dalam tim yaitu drh. Erni Suyanti menembakkan obat bius pertama dosis anesthesi mengggunakan kombinasi obat Xylazine dan Ketamine HCl kepada gajah sasaran. Namun gajah belum terbius dengan sempurna sehingga dilakukan penambahan dosis supplement dengan kombinasi obat yang sama dengan penembakan bius kedua dan ketiga.
Gajah Kelompok Jambul yang menjadi sasaran kemudian merespon pembiusan yang kurang optimal. Hal itu diduga karena ada intervensi dari gajah lainnya yang berusaha untuk membangunkannya. Kondisi lingkungan sekitar gajah target yang gaduh menyebabkan gajah yang jadi sasaran belum berhasil dipasang GPS
Collar.
“Untuk keberhasilan pembiusan satwa perlu didukung lingkungan sekitar yang tenang agar satwa tidak stress dan obat bius dapat bekerja secara optimal,” kata drh. Erni Suyanti.
Malam harinya, tim melakukan evaluasi atas upaya pemasangan GPS Collar yang belum berhasil tersebut. Kemudian diputuskan untuk mengubah target gajah betina yang akan dipasang GPS Collar.
Upaya pemasangan GPS Collar dilanjutkan pada Rabu, 29 Maret 2023. Diawali dengan kegiatan pemantauan oleh Tim Pemantauan pada Rabu pagi, 29 Maret 2023.
Berdasarkan pemantauan, keberadaan Kelompok Gajah Jambul ditemukan di daerah Gunung Gede dengan vegetasi semak belukar. Tim Inti yang dilengkapi dengan senapan bius dan diiringi oleh tim medis dan keamanan segera menuju ke lokasi tersebut.
Setelah menggiring dan memisahkan gajah target dari kelompoknya, senapan bius pun kemudian ditembakkan ke gajah betina dewasa kelompok gajah pada pukul 11.11 WIB. Sayangnya, hasil penilaian pembiusan menunjukan gajah belum terbius sempurna. Pemberian dosis tambahan dengan suntik langsung (handsyringe) pun kemudian dilakukan pada pukul 13.05 WIB agar gajah bisa didekati dengan aman.
Proses pemasangan GPS Collar memerlukan waktu ± 25 menit. Selanjutnya tim medis melakukan pemantauan gajah tersebut sampai gajah tersebut sadarkan diri dan mulai berjalan kembali pada pukul 14.45 WIB.
Berdasarkan hasil pengukuran (morfometri) tubuh gajah oleh tim medis, gajah yang dipasang GPS Collar memiliki berat badan 3.189 kg; tinggi bahu 223 cm, lingkar dada 382 cm, dan diberi nama Ramadhani.
drh. Erni Suyanti juga melakukan koleksi sampel darah untuk tujuan pemeriksaan DNA, hematologi, dan kimia darah untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum. Ia juga menyuntikkan antibiotik long acting untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder pada bekas tembak bius. Juga penyuntikan obat anti stress dan obat untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Kepala SPTN Wilayah III Krui, Maris Feriyadi, berharap pemasangan GPS Collar dapat memberikan kontribusi yang posistif atas upaya mitigasi interaksi negatif manusia dan gajah liar di wilayah kerja SPTN Wilayah III Krui, khususnya di Resort Suoh dan sekitarnya.
“Walaupun Balai Besar TNBBS sudah mengoperasikan GPS Collar pada Kelompok Gajah Bunga (12 ekor) yang dipasang pada Desember 2021 lalu, kadangkala Kelompok Gajah Jambul yang berjumlah enam ekor bergabung dan berpisah dengan Kelompok Gajah Bunga, sehingga menyulitkan Tim Satgas dalam melakukan pemantauan dan penghalauan. Dengan terpasangnya 2 GPS Collar pada 2 kelompok gajah yang berbeda ini, diharapkan memudahkan dalam pemantauan pergerakan, sehingga upaya mitigasi dapat lebih dini dan optimal dilakukan,” katanya.
Plt Kepala Balai Besar TNBBS, Ismanto, mengapresiasi tim yang berhasil memasang GPS Collar. “Terimakasih kepada Tim yang terdiri dari personil Balai Besar TNBBS, Balai KSDA Bengkulu, mitra dan masyarakat yang telah membantu hingga terpasangnya GPS Collar. Butuh pengorbanan yang luar biasa, karena pemasangan dilakukan pada bulan Ramadan dan dengan kondisi topografi kawasan TNBBS. Meski begitu, tim tetap semangat dan berhasil memasang GPS Collar tersebut. Semoga dengan terpasangnya GPS Collar, upaya mitigasi interaksi negatif dapat dioptimalkan dan dapat meminimalisir potensi kerugian yang terjadi,” katanya.
Link Berita: Teras Lampung
SHARE: