Walaupun daerah ini merupakan hulu dari tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) besar, yaitu DAS Krueng Jambo Aye, DAS Krueng Peusangan dan DAS Simpang Kiri/Gelombang, sebagian besar penduduk masih menggantungkan pasokan air bersih dari sungai, belum dialirkan secara permanen.
Untuk itu melalui mitranya Penyangga Tengah Kawasan Ekosistem Leuser (PTKEL), TFCA-Sumatera membantu membangun jalur Sarana Air Bersih (SAB) dengan lebih dari 2 km pipa paralon dibentangkan dari dalam kawasan hutan buru untuk masuk ke rumah 43 warga di Desa Deleng Sekinel. Selain ke rumah warga, air bersih disalurkan juga ke sebuah sekolah dan masjid Baiturrahman yang masih dalam tahap pembangunan, menggantikan masjid lama di lokasi yang sama yang berukuran lebih kecil.
Masyarakat menyambut gembira adanya air yang bisa dihadirkan langsung ke rumah mereka. Sebelumnya mereka harus mengambil air ke sungai yang airnya tidak selalu jernih. “Kadang apabila sungai meluap karena banjir atau hujan di hulu, kami tidak bisa mengambil air. Harus menunggu air tenang dan bening dulu agar bisa dimanfaatkan” ujar Hamdan, seorang warga dusun Deleng Sekinel.
Peresmian SAB ini dilaksanakan di awal tahun 2017 oleh DE KEHATI M.S Sembiring. Direktur TFCA-Sumatera, Samedi PhD mengungkapkan bahwa bantuan saluran air ini merupakan wujud menghadirkan manfaat hutan secara langsung bagi masyarakat. “Konservasi akan berkelanjutan bila masyarakat yang hidup sekitar hutan benar-benar merasakan manfaat dari upaya menjaga kelestarian alam” ujarnya.
