...

22 Oktober 2020

Patroli Masyarakat, Menjaga Asa Tesso Nilo

“Sebagai orangtua, saya merasa sedih. Anak-anak sekarang tak lagi kenal buah Tampui, minyak Seminai, kayu kulin dan lain-lainnya. Padahal, itu sangat berguna sebagai sumber makanan, kesehatan, dan semua aspek kehidupan. Kalau dulu, 40 tahun silam, mudah kita temui kayu-kayu ukuran diameter 30 – 100 cm, bahkan 200 cm, Semua tumbuh alami. Kehidupan kita bersama hutan. Dari hutan kita dapat hidup. Sekarang anak cucu kita tak lagi kenal kayu. Padahal, dengan hidup bersama hutan, orang-orang dulu dapat berumur panjang. Hingga 100 tahun” Moncol, warga masyarakat Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.

situgal 7 mei 16

Anggota tim patroli masyarakat sedang beristirahat saat patroli di TNTN test

Demikian Moncol berkisah ketika menerangkan alasan kebersediaan mengikuti kegiatan patrol masyarakat di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Moncol ingat ketika muda dahulu, ia dan rekan-rekan sebayanya begitu akrab dengan hutan. Hutan dan masyarakat saling melengkapi dan membutuhkan. Manfaat hutan terasa secara langsung oleh masyarakat.

Mencol dengan lima warga Lubuk Kembang Bunga memang tergabung dalam tim patroli masyarakat di wilayah hutan Tesso Nilo. Patroli masyarakat ini difasilitasi oleh Konsorsium Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo dan Tropical Forest Conservation Action (TFCA)-Sumatera.

Menurut Yuliantony kegiatan patroli masyarakat penting untuk meningkatkan partisipasi warga lokal dalam usaha perlindungan dan pengeloaan TNTN. Patroli ini juga menutup keterbatasan sumber daya manusia dari pihak taman nasional. Bahkan lebih dalam lagi adalah untuk memunculkan kembali kearifan lokal masyarakat.

Direktur Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo menambahkan bahwa kearifan lokal masyarakat setempat perlu diangkat kembali. Misalnya masyarakat Petalangan di sekitar lokasi ternyata memiliki kearifan lokal seperti aturan yang larangan menebang pohon yang berbunga, berbuah, dan juga bergetah.  Ada pula aturan yang mengharamkan menebang kayu tunggal, yakni kayu yang hanya ada sebatang di suatu lokasi.

Pelatihan Patroli Masyarakat

Tanggal 17 Mei 2016, Mencol bersama timnya dan tim dari Desa Air Hitam di Kecamatan Ukui serta Desa Situgal di Kecamatan Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi mengikuti pelatihan patrol masyarakat. Pelatihan diadakan di Balai Desa Air Hitam dengan masing-masing desa diikuti oleh enam orang.

Secara resmi pelatihan memang baru pertama kali diadakan. Namun secara tidak resminya, pelatihan sudah sering diadakan yaitu melalui pendampingan lapangan oleh YTNTN. Materi pelatihan ini mencakup sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) patrol masyarakat, ragam kejahatan kehutanan, teknis-teknis pelaksanaan patroli dan pelatihan pengisian form hasil patrol.

Patroli masyarakat dan segala aktivitasnya telah memangkitkan semangat masyarakat untuk menjaga hutan mereka. Tugas selanjutnya adalah soal menjaga asa mereka untuk terus menjaga kelestarian hutan Tesso Nilo ditengah gempuran yang masiv. Semoga asa mereka selalu terjaga. [Yudha Arif Nugroho]

SHARE:
Berita lainnya