Para mitra TFCA-Sumatera sedang punya hajat.  Pada tanggal 7-8 Desember lebih dari 30 lembaga penggiat konservasi di Sumatera ini berkumpul di areal Hotel Golden Harvest, untuk saling belajar dalam pelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat program-program lingkungan.

Di halaman hotel yang lumayan luas ini tampak berjejer tenda-tenda putih yang diisi oleh para peserta pameran.  Tampak berbagai produk masyarakat mulai dari wedang uwuh sebagi penghangat badan hingga komoditas kopi yang menjadi primadona.

“Rencananya kami juga akan membuka stand icip-icip kopi selama 24 jam”, ungkap Tono, selaku penyelenggara mewakili SSS-Pundi, fasilitator wilayah TFCA-Sumatera di wilayah tengah-selatan Sumatera.

Kopi didatangkan dari berbagai daerah di Sumatera.  Ada dari Sipirok, Lampung, Kerinci, Bengkulu, dengan berbagai varietas, baik dari jenis Arabika maupun Robusta.  Disamping dipamerkan, komoditas kopi ini juga diperkenalkan kepada calon-calon pembeli atau investor yang berminat. Ajang ini dimaksudkan juga untuk mendapatkan pasar bagi berbagai komoditas, khususnya kopi.

Ada pula acara bedah buku hasil pembelajaran mitra.  Buku yang dibedah ada dua, yaitu Buku Saga Konservasi, yang menceritakan tentang kiprah Yayasan Leuser Internasional mengelola konflik gajah-manusia dan buku Rawa Tarung yang mengisahkan tentang pengelolaan Rawa Tripa yang penuh dengan konflik namun akhirnya sebagian kawasan ditetapkan sebagai daerah perlindungan gambut.

Diharapkan pelestarian kawasan Sumatera dapat dijalankan dengan pola-pola pendekatan yang inovatif dan strategis.  Kemitraan dan kerjasama merupakan kata kunci bagi pengelolaan hutan secara lestari. Dari acara ini juga diharapkan adanya sinergi yang kuat dari para mitra TFCA-Sumatera yang tersebar dari ujung utara Sumatera hingga ujung selatan di kawasan TN Way Kambas.

Acara ini terbuka untuk umum.  Diharapkan para pemerhati lingkungan yang peduli pada kelestarian hutan dapat hadir untuk belajar dan berbagi.  Yuk dateng yuk!