...

22 Oktober 2020

Kemitraan untuk Meningkatkan Kualitas Kopi Sipirok

Satukan tanganYayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) bekerjasama dengan PT Twind Niaga Hutama dan Petra, menandatangani suatu nota kesepahaman (MoU) untuk pembinaan petani kopi  di desa Sialaman, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Mou yang disepakati ini berencana meningkatkan kualitas kopi sekaligus menggenjot produksi kopi dua kali lipat. Target yang dipasang pun tinggi.  “Kami berharap dapat menghasilkan biji kopi kualitas premium dan kuantitas panen yang bertambah dari rata-rata 700 kg per hektar menjadi 1500 kg per hektar, dengan areal pembinaan 100 hektar petani dapat bertambah penghasilannya hingga 4 milyar per tahun,” ujar Stephen Lo, dari Twind Niaga Hutama yang bertindak mendampingi petani untuk membantu aspek budidaya hingga membuka pasar ekspor.

Perkebunan kopi yang dikelola masyarakat di Sipirok merupakan zona penyangga Cagar Alam Sibual-buali yang terletak pada ketinggian 1200-1300 mdpl, lokasi ideal yang menjadikan daerah ini sebagai salah satu sentra terbaik kopi arabika di Sumatera. Namun, proses budidaya kopi di lokasi tersebut belum optimal, dimana proses panen dan pascapanen belum sempurna.  Biji kopi dijual langsung tanpa melalui proses nilai tambah ke Siborong-borong hingga harga harga yang didapatkan masih rendah.

Direktur Program KEHATI, Teguh Triono menyampaikan bahwa perjanjian kerjasama ini mengarahkan pada pola peningkatan kualitas dan kuantitas kopi tanpa ekstensifikasi kebun dengan merambah hutan.  Dengan demikian diharapkan produksi kopi akan meningkat dengan harga yang lebih tinggi, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.  Ia menambahkan, Petra merupakan mitra KEHATI sejak tahun 2010 melalui salah satu program khusus program Yayasan KEHATI yaitu TFCA-Sumatera, suatu program kerjasama antara Pemerintah AS dan Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk melestarikan hutan Sumatera di tingkat bentang alam.

Kerjasama tripartit antara KEHATI -Twind Coffee dan Petra diharapkan akan dapat membimbing petani untuk melakukan budidaya kopi dengan lebih baik, menyempurnakan proses buah kopi hingga menjadi greenbean, sehingga kopi bisa diproduksi lebih banyak dan dijual dengan harga lebih baik, bahkan diekspor. “Akan diturunkan sekitar 8-10 orang pakar di bidang yang berbeda ke Sipirok secara bertahap, ada pakar budidaya, fermentasi, greenbean, penyimpanan dan roasting,” tambah Stephen Lo.

Selain penandatanganan MoU, digelar pula soft opening kafe Twind Coffee yang berlokasi di Ruko Rodeo, Serpong Gading, dengan mengundang satu Profesional Coffee bersertifikat dari Taiwan, Mr. Hsieh Yueh-chun.  “Kami meminta Mr. Hsieh untuk  melakukan Cupping  Bean 90+ yang sangat baik agar kita semua dapat mencicipi cita rasa kopi premium kelas dunia dan membuktikan bahwa kopi Indonesia tidak kalah nilai cita rasanya,”tutup Stephen Lo

SHARE:
Berita lainnya