...

DAS Toba Barat

LUAS

Kawasan DAS Toba Barat membentang seluas 260,100 hektar yang terdiri dari hutan lindung yang berbatasan.  Di dalamnya hanya 2 daerah yang benar-benar dilindungi total yaitu:

  • Sidiangkat (14,019 Ha)
  • Sicike-cike (4,080 Ha)


SEJARAH

Kementerian Kehutanan mengeluarkan kebijakan soft land reform yang membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mengelola kawasan hutan melalui konsep Hutan Kemasyarakatan (Hkm) atau Hutan Desa (HD). Hak kelola ini diharapkan dapat mengontrol pola pemanfaatan kawasan hutan oleh masyarakat, tanpa harus mengkonversi status kawasan.



TIPE EKOSISTEM

Di kawasan ini mengalir sungai Binanga Bolon, sungai  Sigarang-garang, sungai Sisaetek, sungai Pollung, sungai Pancurbatu.   Kelima aliran sungai ini bertemu di sungai Silang yang selanjutnya mengalir ke kecamatan Bakti Raja dan akhirnya bermuara di Danau Toba. Hampir semua sungai yang disebutkan di atas kondisinya semakin mengering. Akibat penebangan hutan yang masive juga berdampak terhadap penurunan debit air Danau Toba dan mengganggu kelancaran pembangkit listrik yang ada di kawasan danau.

Selain itu ada beberapa sungai lain yang debit airnya semakin sedikit yakni sungai Sibundong yang mengalir ke kecamatan Doloksanggul, Sijamapolang, dan Onanganjang;  sungai Hirta mengalir ke kecamatan Pakkat, TaraBintang, Parlilitan, Onanganjang, Sijamapolang, Doloksanggul, dan Bakti Raja.

Perluasan lahan pertanian, penebangan liar dan perburuan satwa yang dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus di kawasan hutan menyebabkan luas lahan hutan berkurang dan mengganggu kelestariannya. Ini juga mengakibatkan sering terjadi bencana alam dan masyarakat kehilangan sumber mata pencaharian. Tercatat tahun 2007 terjadi banjir bandang di Kecamatan Tarabintang Desa Siantar Sitanduk Dusun Rumbia yang menghanyutkan rumah warga dan menyapu lahan pertanian. Kegiatan-kegiatan yang  akan dilakukan dalam proyek ini akan berdampak langsung terhadap perlindungan hutan dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

FLORA

Sektor perkebunan sangat berpotensi di Kabupaten Humbang Hasundutan, khususnya kemenyan dengan luas sekitar 4.907 ha. Kemenyan merupakan tanaman endemik yang keberadaannya terancam punah. Hutan kemenyan banyak terdapat di hulu sungai-sungai meliputi sungai Binanga Bolon, sungai  Sigarang-garang, sungai Sisaetek, sungai Pollung, sungai Pancurbatu.

FAUNA

Kawasan hutan Humbang Hasundutan merupakan habitat dari setidaknya 10 jenis mamalia, 12 jenis burung, 7 jenis reptilia, dan 19 jenis vegetasi semak belukar. Berdasarkan status konservasinya, teridentifikasi 3 spesies mamalia, yakni Trenggiling (Hystrik brachyura), Kukang (Nycticebus kukang), Kucing Hutan (Felis Sp);  1 jenis burung, Tiung/Beo (Gracula religiosa), dan  2 jenis reptilia, Ular Pucuk (Achactulla prosina), Biawak (Veranus boneensis) yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Namun kondisinya saat ini terancam punah  termasuk orangutan Sumatera (Pongo abelli), Beruang madu (Helarctos malayanus), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatraensis).

Biota air yang terdapat di DTA Toba Barat  merupakan jenis ikan endemik yang kini keberadaannya hampir punah yakni ikan Batak, terdiri dari 2 spesies yaitu Lissochilus Sumatranus dan Labeobarbus Soro.

Kawasan ini juga merupakan habitat alami beberapa spesies endemik seperti Orangutan Sumatera (Pongo abelii), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan Serow (Capricornis sumatraensis).

ANCAMAN

Dalam 25 tahun terakhir, sekitar 48% dari hutan Sumatera telah hilang sebagai akibat dari penebangan liar, pembangunan infrastruktur, migrasi dan pengembangan lahan perkebunan dan membawa kehancuran bagi keanekaragaman hayati yang ada (Laumonier et al., 2010; McConkey, 2005). Hutan Sumatera telah terfragmentasi dalam bentuk ‘pulau-pulau tutupan hutan’ yang terpisah-pisah sebagai bentuk konsekuensi pengembangan wilayah dan pembangunan. Salah satu blok hutan yang tersisa di Sumatera Utara dengan luasan yang cukup luas berada di wilayah Kabupaten Dairi (luas 192,782 ha) dan Pakpak Bharat (luas 121,830 ha) yang terletak tepat di sebelah barat (western) Danau Toba.

Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat (PPB) hampir 80%-nya merupakan kawasan hutan, baik hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas ataupun hutan konservasi. Sebagai wilayah pemekaran, Kabupaten Pakpak Bharat sedang berupaya meningkatkan pembangunan di wilayah administratifnya, dengan memanfaatkan sumberdaya hutan yang mereka miliki.

...

Annual Report 2019

Download
...

Naskah Akademik Perdes Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Desa Sitanduk

Download

Leuser Conservation Partnership (LCP) Batch II

Pendampingan, Monitoring dan Fasilitasi Mitra TFCA-Sumatera Wilayah Sumatra Bagian Utara

Fasilitator Wilayah Utara TFCA-Sumatera

Perumahan Johor Indah Permai – I  Blok R / No.3 Jln. Karya Wisata, Medan Johor – Medan 20144

 

Durasi & Bentang Alam

1 Desember 2018 – 30 November 2021

Batang Toru, DAS Toba Barat, Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser, Hutan Dataran Rendah Angkola, Hutan Seulawah - Ulu Masen, Taman Nasional Batang Gadis,

Komitmen

Rp. 3.656.296.800

Leuser Conservation Partnership (Fase 2)

Fasilitator Wilayah Sumatera bagian Utara

Perumahan Johor Indah Permai – I Blok R No.3

Jln. Karya Wisata, Medan Johor 20144

Durasi & Bentang Alam

1 Desember 2018 – 30 November 2021

Batang Toru, DAS Toba Barat, Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser, Hutan Dataran Rendah Angkola, Hutan Seulawah - Ulu Masen, Taman Nasional Batang Gadis,

Komitmen

Rp. 3.656.296.800

Leuser Conservation Partnership (Fase 1)

Fasilitator Wilayah Sumatera bagian Utara

 

Perumahan Johor Indah Permai – I Blok R No.3

Jln. Karya Wisata, Medan Johor 20144

Durasi & Bentang Alam

Oktober 2015 – September 2018

Taman Nasional Batang Gadis, Batang Toru, DAS Toba Barat, Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser, Hutan Dataran Rendah Angkola, Hutan Seulawah - Ulu Masen,

Komitmen

Rp. 3,075,140,000

Konsorsium PETAI-OIC

Pengembangan Inisiatif Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) Melalui Skema Hutan Kemasyarakatan (Hkm) dan Hutan Desa (HD) Sebagai Upaya Pelestarian Bentang Hutan Suaka Margasatwa Siranggas (Register 70) dan Hutan Lindung Sikulaping (Register 71) di Kabupaten Pakpak Barat, Sumatera Utara Kab. Pakpak Barat, Prov. Sumatra Utara

Anggota Konsorsium:
1. Yayasan PETAI (Pesona Alam Tropis Indonesia)
2. Yayasan Orangutan Sumatera Lestari/ Orangutan Information Center (YOSL/OIC)

Jl. Melati 1 No. 15 Komplek Pemda Tk I, Kel. Sempa Kata, Kec. Medan Selayang, Medan
Telp. (061) 8363425
Email: aramico.mico@gmail.com

Durasi & Bentang Alam

November 2015-Januari 2017

DAS Toba Barat,

Komitmen

Rp. 1,000,000,000

Yayasan CARITAS PSE KAM

Proyek Perlindungan dan Pelestarian  Kawasan Lansekap Hutan Dolok Pinapan, Dolok Pontas, Dolok Siguling Ari dan Barus Barat Berdasarkan Pengelolaan Ekosistem Hutan Serta Pengembangan Ekonomi Masyarakat Berkelanjutan

Anggota Konsorsium:

Yayasan Caritas PSE KAM, Yayasan Justice, Peace & Integration of Creation Capusin (JPIC) dan Yayasan Vitae Dul Cedo

Jl. Sei Asahan no. 42 Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Medan 20131, Sumatera Utara
Tel: 061-8227 004; 061- 778 18191; Fax:  061-8200 115
Email: caritaspse@yahoo.co.id
Website: www.caritaspse.or.id

Durasi & Bentang Alam

Juni 2014 – Mei 2017

DAS Toba Barat,

Komitmen

Rp. 4,844,772,500