Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No 811/Kpts/UM/1980 dengan luas 792.675 ha. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 276/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 tentang Penunjukan Taman Nasional Gunung Leuser luas kawasan TNGL bertambah menjadi 1.094.692 Ha. TNGL mendapatkan skor tertinggi untuk kontribusi konservasi terhadap kawasan konservasi di seluruh kawasan Indo-Malaya.
Taman Nasional Gunung Leuser (792.675 Ha) ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan pada Tanggal 23 Mei 1997 (KepMenHut No. 276/Kpts-VI/1997), sementara ekosistem Leuser dilindungi melalui Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1998 tentang Pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser
Kawasan Ekosistem Leuser di Provinsi Aceh seluas 2,2 juta hektar memiliki tipe ekosistem yang sangat beragam, dari hutan pantai, rawa, hutan dataran rendah hingga pegunungan subalpine. KEL merupakan hulu 10 sungai utama di Aceh yang menyalurkan air bersih untuk pertanian, industri dan kehidupan sedikitnya 4 juta penduduk serta sebagai sumber energi. Sistem lahan yang rentan di sebagain besar Leuser merupakan salah satu faktor pentingnya perlindungan terhadap kawasan ini.
Van Steenis membagi wilayah tumbuh-tumbuhan di TNGL atas 4 zona, yaitu:1. Zona Tropika (termasuk zona Colline, terletak 500 – 1000 mdpl)
Zona tropika merupakan daerah berhutan lebat ditumbuhi berbagai jenis tegakan kayu yang berdiameter besar dan tinggi sampai mencapai 40 meter. Pohon tersebut digunakan sebagai pohon tumpangan dari berbagai tumbuhan jenis liana dan epifit yang menarik seperti anggrek dan lainnya.
2. Zona peralihan dari zona tropika ke zona Colline dan zona sub-montana
Ditandai dengan semakin banyaknya jenis tanaman berbunga indah dan berbeda jenis karena perbedaan ketinggian. Semakin tinggi suatu tempat maka pohon semakin berkurang, jenis liana mulai menghilang dan makin banyak dijumpai jenis rotan berduri.
3. Zona Montana (termasuk zona sub-montana, terletak 1000 – 1500 mdpl)
Zona Montana merupakan hutan montana. Tegakan kayu tidak lagi tertlalu tinggi hanya berkisar antara 10 – 20 meter. Tidak terdapat lagi jenis tumbuhan liana. Lumut banyak menutupi tegakan kayu atau pohon. Kelembaban udara sangat tinggi dan hampir setiap saat tertutup kabut.
4. Zona Sub-Alphine (2900 – 4200 mdpl)
Zona sub alphine merupakan zona hutan ercacoid dan tidak berpohon lagi. Hutan ini merupakan lapisan tebal campuran dari pohon-pohon kerdil dan semak-semak dengan beberapa pohon berbentuk paying (family Ericaceae) yang menjulang tersendiri serta beberapa jenis tundra, anggrek dan lumut.
Diperkirakan ada sekitar 3.500 jenis flora.Terdapat tumbuhan langka dan khas yaitu daun payung raksasa (Johannesteijsmannia altifrons), bunga raflesia (Rafflesia atjehensis dan R. micropylora) serta Rhizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter. Selain itu, terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan pencekik.
Ditinjau dari keragaman hayati, KEL merupakan salah satu tempat yang memiliki keragaman hayati tertinggi di dunia. Hingga saat ini telah diidentifikasi sedikitnya 102 Spesies Mamalia, 382 spesies burung, 52 spesies Amphibia, 4000 jenis tumbuhan dengan dominasi tanaman berkayu jenis Dipterocarp. KEL juga dinilai sebagai rumah terakhir untuk satwa Badak, gajah, harimau dan Orangutan sumatera.
TNGL merupakan kawasan yang memiliki daftar spesies burung terbanyak di dunia dengan 380 spesies, dimana 92% atau 350 diantaranya merupakan spesies yang hidup di Leuser (Wiratno, 2007; LIF, 2008). Hampir 65% atau 129 spesies mamalia dari 205 spesies mamalia besar dan kecil di Sumatera tercatat ada di kawasan TNGL (LIF, 2008). Dengan potensi dan nilai penting keanekaragaman hayati, hutan Leuser ditetapkan sebagai Cagar Biosfer pada tahun 1980 dan kemudian ditetapkan menjadi salah satu situs warisan dunia (Tropical Rainforest Heritage of Sumatra) oleh UNESCO pada tahun 2004.
Badak sumatera merupakan salah satu dari 100 spesies yang paling terancam punah di dunia dengan populasi yang terus menerus mengalami penurunan. Salah satu tempat dimana spesies ini masih ditemukan adalah di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) di Provinsi Aceh. Perburuan, gangguan dan perubahan fungsi habitat dari hutan menjadi bukan hutan merupakan ancaman terbesar bagi satwa ini.
Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa dan kawasan ini juga mendukung keanekaragaman spesies primata yang endemis dan tercatat memiliki kepadatan tertinggi di dunia dari populasi orangutan yang terancam, serta terdapat pula populasi harimau dan gajah didalamnya. Saat ini KEL rawan terhadap deforestasi dan kerusakan habitat yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain diakibatkan oleh illegal logging, perambahan, pembukaan kawasan hutan menjadi perkebunan (HGU), perburuan liar, pertambangan, jalan dan pemukiman serta masalah pendapatan masyarakat lokal yang terbatas.
Berdasarkan citra satelit tahun 2009, kawasan TNGL telah mengalami deforestrasi seluas 18.239 hektar (UNESCO, 2010). Deforestasi ini akibat berbagai ancaman yang terus terjadi dan belum terselesaikan hingga saat ini. Kerusakan hutan ini terjadi akibat beberapa ancaman. Ancaman terbesar adalah perambahan hutan untuk dijadikan perladangan/perkebunan karet dan sawit. Pembukaan hutan untuk pemukiman juga merupakan ancaman yang sangat serius yang terjadi sejak tahun 1998 hingga saat ini yang dilakukan oleh perambah dan pengungsi akibat konflik keamanan di Aceh (UNESCO, 2010). Penebangan liar juga merupakan salah satu ancaman terbesar yang sangat mengancam kelestarian habitat penting satwa liar di TNGL.
Perambahan, illegal logging, pertambangan, pembukaan jalan, perkebunan, pemukiman penduduk, perburuan satwa, pemanenan illegal terhadap satwa dan tumbuhan menjadi ancaman serius bagi KEL. Perburuan satwa mengalami peningkatan drastis. Sejak awal 2013 sedikitnya 8 individu gajah dan 2 harimau, 1 orangutan mati terbunuh akibat perburuan maupun konflik.
Perlindungan Populasi Gajah Sumatera in situ di Langkat Sikundur, BBTNGL dan Dukungan Pengelolaan Populasi Gajah ex situ di Sumatera Utara dan Riau
31 Maret 2021 – 30 Maret 2023
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Tesso Nilo,
Rp. 4.499.700.000
Dukungan Pendanaan untuk Implementasi Rencana Tindakan Mendesak Penyelamatan Populasi Gajah Sumatera di Aceh
Anggota Konsorsium:
BKSDA Aceh, KPH Wil I Aceh, KHP Wil II Aceh, KPH Wil III Aceh, KPH Wil VI Aceh, FKH Unsyiah, FFI Indonesia Programme, Yayasan Aceh Green Conservation, Flora Fauna Aceh, Yayasan Leuser Internasional, Lembaga Suar Galang Keadilan, Yayaysan Ekosistem Leuser, Forum Konservasi Leuser
10 Maret 2021 – 9 Maret 2024
Hutan Seulawah - Ulu Masen, Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 12.499.373.800
Penyelamatan Populasi dan Perlindungan Habitat Badak Sumatera di Kawasan Ekosistem Leuser
Anggota Konsorsium:
1 Juli 2020 – 30 Juni 2023
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 82.863.235.898
Implementasi Program Perhutanan Sosial Areal Eks Perambahan TNGL dan Kawasan Hutan Lindung Sikulaping
1 Oktober 2019 – 30 September 2022
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 7.721.130.000
Penyusunan Dokumen Penataan Blok dan RPJP Cagar Alam Hutan Pinus Jhantoi dan TWA Jhanto
1 April 2019 – 31 Desember 2019
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 115.700.000
Pendampingan, Monitoring dan Fasilitasi Mitra TFCA-Sumatera Wilayah Sumatra Bagian Utara
Fasilitator Wilayah Utara TFCA-Sumatera
Perumahan Johor Indah Permai – I Blok R / No.3 Jln. Karya Wisata, Medan Johor – Medan 20144
1 Desember 2018 – 30 November 2021
Batang Toru, DAS Toba Barat, Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser, Hutan Dataran Rendah Angkola, Hutan Seulawah - Ulu Masen, Taman Nasional Batang Gadis,
Rp. 3.656.296.800
Fasilitator Wilayah Sumatera bagian Utara
Perumahan Johor Indah Permai – I Blok R No.3
Jln. Karya Wisata, Medan Johor 20144
1 Desember 2018 – 30 November 2021
Batang Toru, DAS Toba Barat, Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser, Hutan Dataran Rendah Angkola, Hutan Seulawah - Ulu Masen, Taman Nasional Batang Gadis,
Rp. 3.656.296.800
Perlindungan dan Analisa Populasi Badak Sumatera di Bagian Timur Kawasan Ekosistem Leuser, Provinsi Aceh
Anggota Konsorsium:
1 Juni 2017 – 31 Desember 2018
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 1.809.250.879
Konservasi Badak Sumatera di Bagian Barat Kawasan Ekosistem Leuser
Anggota Konsorsium:
1 Mei 2017 – 30 Juni 2018
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 2.385.410.420
Program Penyelamatan Orangutan Sumatera dan Habitatnya di Lansekap Kawasan Ekosistem Leuser
Anggota Konsorsium:
1 April 2017 – 30 Juni 2020
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 8.999.561.995
Fasilitator Wilayah Sumatera bagian Utara
Perumahan Johor Indah Permai – I Blok R No.3
Jln. Karya Wisata, Medan Johor 20144
Oktober 2015 – September 2018
Taman Nasional Batang Gadis, Batang Toru, DAS Toba Barat, Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser, Hutan Dataran Rendah Angkola, Hutan Seulawah - Ulu Masen,
Rp. 3,075,140,000
Konservasi Badak Sumatera Di Kawasan Ekosistem Leuser Melalui Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dan Masyarakat Lokal
Anggota Konsorsium:
1. Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HaKA)
2. Forum Konservasi Leuser (FKL)
3. Forum Masyarakat Leuser Aceh Tenggara (FORMALAT)
Jl. Panglateh 26A, Merduati, Banda Aceh.
Telp : 085277710150
Email: rhinoleuser@gmail.com
November 2015-Oktober 2016
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 1,000,000,000
Pengembangan Kolaborasi Konservasi dan Perlindungan Kawasan Ekosistem Leuser Berbasis Masyarakat pada Blok Karo-Langkat di Sumatera Utara
Anggota Konsorsium:
Yayasan Orangutan Sumatera Lestari (YOSL-OIC) dan Sumatera Rainforest Institute (SRI)
Sembada XVI Jl. Bunga Sedap Malam XVIII C no. 10C Kecamatan Medan Selayang, Medan 20131 Sumatera Utara
Tel: 061 – 820 0218
Fax: 061 – 820 1922
Email: panut@orangutancentre.org
Juni 2012 – MaretRp. 2017
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 8,097,914,500
Penyelamatan Ekosistem Hutan Rawa Gambut Tripa-Babahrot Melalui Upaya Penetapan Kawasan Lindung di Luar Kawasan Hutan dan Restorasi dengan Pendekatan Multi Pihak
Jalan Wahid Hasyim 51/74, Medan, 20154, Sumatera Utara
Tel: 061 4514363, 4514360
Email:yel_mdn@yelweb.org
Mei 2012-April 2017
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 6,548,795,000
Kegiatan Konservasi Hutan Tropis di Taman Buru Linge Isaq dan Sekitarnya untuk Perbaikan Fungsi Kawasan Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Sekitar Hutan
Anggota Konsorsium:
Institut Green Aceh, Yayasan LEBAH, Yayasan PUGAR, Yayasan Ekowisata Aceh, LPPM STIK Aceh
Jl. Lintang, lorong Nunang , Desa Nunang Antara Kecamatan Berbesan , Takengon, Aceh Tengah
Email: konsorsiumptkel@gmail.com; samsul_kamal2207@yahoo.com
Februari 2011-Mei 2017
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 6,902,868,528
Pengamanan Kawasan Strategis Aceh Selatan – Singkil bagi Konservasi yang Berbasis Masyarakat Secara Berkelanjutan di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. Tgk. Syeikh Abdurrauf No.8 Komplek Unsyiah
Banda Aceh 23111;
Tel: 0651-7555900
Jl. Bioteknologi No. 2 Komplek USU Medan 20154
Tel: 061-8216800
Email: leuser@leuserfoundation.org
Maret 2011-Januari 2017
Taman Nasional Batang Gadis, Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser,
Rp. 11,181,842,059